MENGULAS SEJARAH || ISRO'MI'RAJ


Mari kita mengulik kembali sejarah Isro'mi'raj dari salah satu hadist yang diriwayatkan oleh imam Muslim.
Syaiban ibn Farukh telah menyampaikan kepada kami dari Hamad ibn Salamah, dari Tsabit al-Banani, dari Anas ibn Malik r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bercerita:

Dibawakan kepadaku Buraq-sejenis hewan berwarna putih, tubuhnya lebih besar daripada keledai dan lebih kecil daripada bagal yang langkah kakinya sejauh matanya memandang. Aku pun mengendarainya sampai tiba di Baitul Maqdis. Buraq itu kutambatkan dengan tali yang digunakan oleh para nabi (untuk menambatkan hewan tunggangan mereka).

Kemudian aku masuk Masjidil Aqsha dan kudirikan shalat dua rakaat di sana. Setelah aku keluar, Malaikat Jibril a.s. membawakan ke hadapanku segelas arak dan segelas susu. Aku lantas memilih susu. Jibril pun berkata, "Engkau telah memilih fitrah."

Selanjutnya kami dinaikkan ke langit terdekat (pertama). Jibril lalu meminta agar pintunya dibukakan. Dia pun ditanya oleh penjaga pintunya, "Siapa kamu?"

Jibril menjawab, "Aku Jibril."

Jibril ditanya lagi, "Siapa yang bersamamu?" Dia menjawab, "Muhammad."

Penjaga pintu langit itu kembali bertanya, "Apakah dia diutus (untuk naik menghadap Allah)?"

Jibril menjawab, "Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah)."

Maka pintunya dibukakan untuk kami dan aku bertemu dengan Adam a.s. Dia pun menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Selanjutnya kami dinaikkan ke langit kedua. Jibril a.s. juga meminta agar pintu langit itu dibukakan. Dia pun ditanya oleh penjaga pintunya,

"Siapa kamu?"

Jibril menjawab, "Aku Jibril."

Jibril ditanya lagi, "Siapa yang bersamamu?"
Dia menjawab, "Muhammad."

Penjaga pintu langit itu kembali bertanya, "Apakah dia diutus

(untuk naik menghadap Allah)?"

Jibril menjawab, "Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah)."
Maka pintunya dibukakan untuk kami dan aku bertemu dengan dua orang sepupuku, yaitu Isa ibn Maryam a.s. dan Yahya ibn Zakariya a.s. Keduanya menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Selanjutnya kami dinaikkan ke langit ketiga. Jibril a.s. lalu meminta

agar pintu langit ini dibukakan. Dia pun ditanya, "Siapa kamu?"

Jibril menjawab, "Aku Jibril."

Jibril ditanya lagi, "Siapa yang bersamamu?" Dia menjawab, "Muhammad."

Penjaga pintu langit itu kembali bertanya, "Apakah dia diutus (untuk naik menghadap Allah)?"

Jibril menjawab, "Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah)."

Maka pintunya dibukakan untuk kami dan aku bertemu dengan Yusuf a.s. yang ternyata ketampanannya luar biasa. Dia pun menyambut ku dan mendoakan kebaikan untukku.

Selanjutnya kami dinaikkan ke langit keempat. Jibril a.s. pun me minta agar pintu langit ini dibukakan. Dia (oleh penjaga pintunya) ditanya, "Siapa kamu?"

Jibril menjawab, "Aku Jibril."

Jibril ditanya lagi, "Siapa yang bersamamu?"

Dia menjawab, "Muhammad. "

Penjaga pintu langit itu kembali bertanya, "Apakah dia diutus (untuk naik menghadap Allah)?"

Jibril menjawab, "Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah)."

Maka pintunya dibukakan untuk kami dan aku bertemu dengan Idris a.s. Dia menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Memang benar firman Allah: "Dan Kami telah mengangkatnya (Idris a.s.) ke martabat yang tinggi." (QS. Maryam: 57).

Selanjutnya kami dinaikkan ke langit kelima. Jibril a.s. meminta agar pintu langit itu dibukakan. Dia (oleh penjaga pintunya) ditanya, "Siapa kamu?"

Jibril menjawab, "Aku Jibril."

Jibril ditanya lagi, "Siapa yang bersamamu?"

Dia menjawab, "Muhammad."

Penjaga pintu langit itu kembali bertanya, "Apakah dia diutus

(untuk naik menghadap Allah)?" Jibril menjawab, "Dia memang diutus (untuk naik menghadap

Allah)."

Maka pintunya dibukakan untuk kami dan aku bertemu dengan Harun a.s. Dia pun menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Selanjutnya kami dinaikkan ke langit keenam. Jibril a.s. lalu meminta

agar pintu itu langit dibukakan. Dia pun ditanya, "Siapa kamu?" Jibril menjawab, "Aku fibril."

Jibril ditanya lagi, "Siapa yang bersamamu?"

Dia menjawab, "Muhammad." Penjaga pintu langit itu kembali bertanya, "Apakah dia diutus

(untuk naik menghadap Allah)?" Jibril menjawab, "Dia memang diutus (untuk naik menghadap

Allah)."

Kemudian, pintunya dibukakan untuk kami. Di sana, aku ber temu dengan Musa a.s. Dia menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.

Selanjutnya kami dinaikkan ke langit ketujuh. Jibril a.s. pun meminta agar pintu langit dibukakan. Dia lalu ditanya, "Siapa kamu?" Jibril menjawab, "Aku Jibril."

Jibril ditanya lagi, "Siapa yang bersamamu?" Dia menjawab, "Muhammad."
Penjaga pintu langit itu kembali bertanya, "Apakah dia diutus

(untuk naik menghadap Allah)?" Jibril menjawab, "Dia memang diutus (untuk naik menghadap Allah)."

Maka pintunya dibukakan untuk kami dan aku bertemu dengan

Ibrahim a.s. yang sedang menyandarkan punggungnya pada Baitul

Ma'mur.

Setiap harinya, Baitul Ma'mur dikunjungi oleh tujuh puluh ribu malaikat yang tidak pernah mengunjunginya lagi sesudahnya (70 ribu malaikat yang masuk ke Baitul Ma'mur setiap harinya selalu pendatang. baru, penerj.).

Kemudian Jibril membawaku ke (pohon) Sidratul Muntaha yang daun-daunnya selebar telinga gajah dan buah-buahnya sebesar kendi. Tatkala Allah menitahkan perintah-Nya, (pohon) Sidratul Muntaha langsung berubah sehingga tidak ada satu makhluk pun yang bisa meng gambarkannya karena sangat indah.

Allah pun memberiku wahyu dan mewajibkan shalat lima puluh kali kepadaku dalam sehari semalam.

Kemudian aku turun lagi dan bertemu dengan Musa a.s. Dia bertanya, "Apakah yang diwajibkan oleh Tuhanmu kepada umatmu?"

Aku menjawab, "Lima puluh kali shalat sehari semalam."

Dia berkata, "Kembalilah menemui Tuhanmu dan mintalah ke ringanan kepada-Nya. Sebab, umatmu tidak akan mampu melakukan hal itu. Aku telah menguji Bani Israil."

Maka aku kembali menghadap Tuhanku dan memohon, "Wahai Tuhanku! Berilah keringanan kepada umatku."
Allah s.w.t. lantas mengurangi lima (shalat) dariku. Kemudian aku kembali menemui Musa dan kukatakan, "Allah telah mengurangi lima (shalat) dariku."

Namun, Musa berkata, "Umatmu tidak akan mampu melakukan itu. Kembalilah menemui Tuhanmu dan mintalah keringanan lagi."

Aku terus mondar-mandir antara Tuhanku dan Musa a.s. hingga akhirnya Allah berfirman, "Hai Muhammad! Shalat yang Ku-wajibkan adalah lima kali dalam sehari semalam. Pahala tiap-tiap shalat itu digandakan sepuluh kali lipat. Oleh karena itu, mendirikan shalat lima kali sama saja dengan mendirikan shalat lima puluh kali. Barangsiapa berniat melakukan satu kebaikan namun dia tidak jadi melaksanakannya maka dicatat untuknya satu kebaikan. Andaikan dia melaksanakannya maka dicatat untuknya sepuluh kebaikan. Barangsiapa berniat melakukan satu keburukan namun dia tidak jadi melaksanakannya maka keburukan tersebut tidak dicatat sama sekali. Akan tetapi, jika dia melaksanakannya maka hanya dicatat satu keburukan saja."

Aku turun lagi menemui Musa a.s. dan memberinya penjelasan. Dia masih berkata, "Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan lagi."

Aku pun menukas, "Aku telah berulang kali menemui Tuhanku,

aku merasa malu terhadap-Nya." (HR. Muslim).

Dilansir dari : Buku Isro'mi'raj Ibnu Hajar Al-Asqolani dan Jalaluddin As-Suyuti

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak

Do you have any doubts? chat with us on WhatsApp
Hello, How can I help you? ...
Click me to start the chat...